2011 adalah tahun yang luar biasa buat saya. Luar biasa menyenangkan dan luar biasa mengecewakan. Keduanya memberi pelajaran yang luar biasa berharga buat saya dan menjadikan manusia yang lebih tangguh dan siap untuk memulai hidup baru di tahun-tahun selanjutnya. Pelajaran yang modulnya padat untuk dipelajari. Pendewasaan dalam setiap aspek kehidupan, pendewasaan iman, pendewasaan sebagai pribadi, dalam hal pendidikan, pekerjaan, dan relasi saya dengan orang-orang terkasih.
Dalam setiap langkah yang saya tempuh di tahun 2011 ini saya selalu terlebih dahulu menetapkan tujuan, rencana perjalanan, menyiapkan bekal, memperkirakan hambatan, dan mempersiapkan diri secara fisik dan mental untuk menempuh perjalanan tersebut. Langkah pertama selalu dimulai dengan doa disertai keimanan, harapan, dan kecintaan terhadap setiap perjalanan yang akan saya tempuh apapun itu nantinya yang akan terjadi. Saya selalu siap. Pada prosesnya, tentu tidak mudah, motivasi internal pun tidak selalu kuat, belum lagi hambatan dari luar. Setiap kali saya kelelahan, saya berhenti sejenak. Ketika sedang mulai berhenti sejenak, ingin rasanya menambah lama waktu berhenti. Ingin rasanya memanjakan diri saya lebih lama lagi. Segeralah saya tersadar begitu banyak hal yang saya ingin raih dan itu tentunya tidak akan tercapai bila saya berlama-lama memanjakan diri saya di pemberhentian. Kemudian, memulai lagilah saya melangkah untuk yang pertama kali, melanjutkan perjalanan. Hambatan datang menghadang menyurutkan semangat memancing untuk berhenti untuk yang kesekian kali. Kali ini saya tidak akan kalah. "Kapan saya bisa sampai kalau saya berhenti terus?" pikir saya. Seberapapun lelahnya, saya berusaha untuk mengatur tempo perjalanan saya, menjadi lebih lambat namun konstan, untuk menghemat energi, melangkah namun pasti. Ternyata, ketika saya melangkah dengan lebih lambat, saya jadi bisa menikmati pemandangan. Sesuatu yang tidak bisa saya nikmati ketika saya terlalu ngoyo dalam perjalanan ini. Ternyata indah! Di sini, saya belajar untuk menikmati proses. Saat saya menikmati proses, saya lebih banyak menyerap segala ekstrak penting sebagai pelajaran dalam perjalanan hidup saya.
Ketika saya memfokuskan diri pada proses, saya tidak lagi memiliki waktu untuk merasakan lelahnya fisik dan muaknya pikiran, tidak lagi sempat untuk mengeluh. Saya terlalu sibuk menyerap kenikmatan hidup dari apapun yang ada di hadapan saya, lebih bisa menghargai hidup saya. Ketika saya melihat jauh kebelakang, jarak yang berhasil saya tempuh, pengalaman yang telah saya dapat, bekal yang masih tersedia, saya bersyukur bahwa takdir saya adalah menempuh perjalanan ini. Sambil terus melangkah saya merasa bersyukur bahwa dalam keadaan apapun, hambatan dan tantangan apapun yang telah saya lalui sebelumnya, saya telah berhasil mencapai titik ini dengan selamat. Setiap jejak langkah yang saya tinggalkan, setiap kilometer yang berhasil saya lalui adalah jejak keberhasilan dan jarak pencapaian keberhasilan yang menjadikan saya pribadi yang lebih tangguh dan dewasa. Saya siap menempuh perjalanan baru di tahun baru dengan hidup saya yang baru.
No comments:
Post a Comment