Perasaan tertekan, cemas, kesepian dan kebosanan yang berkepanjangan dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang. Ini juga yang sedang saya rasakan dalam proses menyusun dan menyelesaikan tesis saya. Saya tidak menyangka bahwa saya akan menghadapi berbagai tekanan yang kebanyakan saya buat sendiri yang pada akhirnya menyebabkan gangguan psikologis yang berdampak juga pada fisik saya.
Sabtu malam kemarin, ketika sedang berdiri mengantri di kasir sebuah swalayan, tiba-tiba saya merasa lemas, pandangan mulai kabur, dan pusing rasanya bukan main. Rasanya seperti mau pingsan saja.. dan memang benar tidak lama, tubuh saya melemas hingga saya tidak kuat dan memilih untuk jongkok karena takut tergelepar pingsan. Saat itu saya sedang bersama Nanda. Ia dengan sigap mengambilkan Pulpy Tropical yang sangat manis untuk saya minum untuk dengan segera mengembalikan energi saya. Setengah botol langsung habis dan saya mencari tempat untuk duduk sementara Nanda meneruskan antrian di kasir.
Minggu malam kemarin sebelum berangkat ke resepsi pernikahan Util, hal yang sama pun terjadi. Saat di mobil saya duduk dengan lemas dan kepala rasanya luar biasa berat, seperti (lagi-lagi) ingin pingsan. Saat itu saya hanya bisa menghisap permen manis dan minum teh manis hangat untuk mengembalikan energi dari asupan gula. Oleh karena kondisi tubuh yang lemah, pergilah saya akhirnya untuk berobat ke dokter. Seribu persen saya sudah tahu dan yakin dengan apa yang akan dikatakan dokter.. satu kata saja.. saya ini mengalami psikosomatik. nyahahahahaha! *ketawa miris*
Nah kalo di psikologi, psikosomatik itu masuk ke dalam kategori gangguan Somatoform. Gangguan somatoform adalah gangguaan fisik yang disebabkan oleh faktor-faktor psikologis dan sosial. Gangguan somatoform disebabkan adanya berbagai stresor. Jenis-jenis stresor timbul bisa datang dari sosial, psikologis, dan fisik. Stresor sosial seperti masalah pekerjaan, ekonomi, pendidikan, keluarga, hubungan interpersonal, perkembangan, penyakit fisik, dan kekerasan rumah tangga. Stresor psikis seperti perasaan rendah diri, frustasi, malu, merasa berdosa. Stresor fisik berupa keadaan lingkungan yang mengganggu seperti cuaca panas, dingin, bising, bau yang menyengat, dan banjir.
Gampangnya.. stres adalah respon tubuh terhadap berbagai tuntutan yang ada. Setiap permasalahan kehidupan yang menimpa seseorang (disebut stresor psikososial) dapat menyebabkan gangguan fungsi organ tubuh. Reaksi tubuh (fisik) ini disebut stress, dan manakala fungsi organ tubuh tersebut sampai terganggu maka dinamakan distress. Oleh karena stres tidak dapat dihindari, maka penting bagi setiap orang untuk dapat menyikapi permasalahan hidupnya dengan bijak dan mengelola stresnya «saran klise hahahaha
Gangguan psikis yang menimbulkan gangguan somatoform ternyata juga diikuti dengan perubahan fisiologis dan biokemis pada tubuh seseorang. Perubahan fisiologi ini berkaitan erat dengan adanya gangguan sistem syaraf outonom vegetatif, sistem endokrin, dan sistem imun. Sindrom somatorm ini termanifestasi melalui gejala fisik berupa penyakit pada salah satu sistem tubuh yang paling rentan bagi seseorang, misalnya: asma (sistem respiratorius -pernapasan), neurodermatitis (sistem integumentum), ulkus peptikum (sistem digestivus -pencernaan), artritis rematik (sistem muskuloskeletal), penyakit jantung koroner, aritmia (sistem kardiovaskuler), dan migrain (sistem neurologik -saraf).
Nah di sini ni mulai jelas deh.. titik rentan fisik saya itu ada di tenggorokan dan perut. Makanya setiap kali mulai tertekan karena workload dan deadline, saya mulai mengalami sakit tenggorokan dan kambuh deh sakit maagnya. Gimana dong bisa sembuhnya? Ya ke dokter minta obat untuk dua penyakit itu dan berusaha untuk mengkonselingi diri sendiri supaya bisa lebih santai dalam menghadapi beban hidup *berat ni bahasa gueeee*. Pak dokter pun berpesan jangan kebanyakan mikir, santailah sedikit, dan kerjain semuanya dengan HAPPY! Susah pakdoook! Susaaaaah! SUSAH banget jadi psikolog untuk diri sendiri. Sumpah susah! Ga boong! susah!
Nah apa dong yang saya lakukan saat ini untuk mengelola stres? Ya paling makan enak, jalan-jalan bila ada kesempatan, baca-baca fashion blogs, denger musik, creambath, luluran, meni-pedi sauna, berdoa, dan bermeditasi. So far, it works ya lumayan bisa sedikit membuat HAPPY.
Sumber:
Pengalaman pribadi
Alexander, M.D. (1950). Psychosomatic medicine. New York: W. W. Norton & Company
No comments:
Post a Comment