Saya masih mengandalkan CELENGAN untuk menabung. Bisa dibilang celengan adalah satu-satunya tempat yang saya percaya dan andalkan untuk menyimpan uang saya, bahkan melebihi BANK yang memiliki kredibilitas terbaik sekalipun. Bukannya saya tidak percaya pada bank manapun untuk melindungi keamanan simpanan uang saya namun teknologi ATM membuat bank tidak mampu melindungi uang saya dari saya. SAYA? iya saya! Teknologi ATM yang memudahkan saya untuk kapanpun, dimanapun, dan dalam situasi apapun, membuat saya tidak mampu melindungi uang saya dari saya (yang dapat dengan mudah dan seenaknya) mengambil uang saya. Saya, si compulsive buyer, yang mempunyai kecenderungan agak parah dalam hal beli membeli, kemudian mencari cara paling pas untuk tetap dapat mempertahankan eksistensi uang saya dari kepunahan. Cara ini terbukti PALING AMPUH untuk saya mengumpulkan uang. Asumsi dari tindakan menabung di celengan ini adalah dengan memasukkan uang saya secara rutin ke dalam tempat tertutup yang hanya memiliki satu lubang kecil, tanpa celah, dan tidak dapat dibuka dengan cara apapun, bahkan saya sendiri tidak mampu untuk mengambil uang saya yang sudah saya masukan ke dalam tempat tersebut. Sesederhana itu!! Hehehehe.. Saya memang harus berkomitmen untuk tidak membukanya dengan alasan apa pun sampai saatnya tiba. Asumsi lain, bila saya meninggalkan celengan saya di rumah, uang tersebut akan aman karena uang tersebut tidak akan saya ganggu gugat ketika penyakit compulsive buying saya lagi kumat. hehehhehe.. Saat saya tidak memiliki uang dan kepepetnya harus mengambil uang jajan saya dari ATM, saya tetap memiliki uang di dalam celengan yang aman tersimpan di rumah.
Menabung di celengan.. Saya sudah melakukannya bertahun-tahun. Beruntung saya mempunyai orangtua yang sangat menghargai uang dan mensosialisasi nilai tersebut kepada saya dan adik sejak kecil. Teringat masa kecil saya, ketika saya SD, orangtua saya sering memberi saya dan adik uang untuk setiap prestasi yang kami peroleh, sebagai reward.. 5000 rupiah untuk nilai 9 dan 10.000 untuk nilai 10. Orangtua mengajarkan kami untuk menyimpan “uang reward” tersebut di celengan. Kemudian di setiap akhir caturwulan, celengan tersebut kami buka dan kami boleh membeli mainan atau barang apapun yang kami inginkan dengan uang tersebut. Betapa senangnya kami saat itu bisa membawa sekantung uang dan boleh mempergunakannya untuk membeli apapun yang kami mau! Hahahaha rasanya kami jadi orang paling kaya seduniaaa!!
Kebiasaan menabung tersebut terbawa hingga sekarang. Saya tetap mengandalkan celengan untuk saya menyimpan uang dan kemudian memberi diri saya reward atas keberhasilan saya berkomitmen pada diri sendiri. *Cheers*
Saya membeli Blackberry Gemini (benda ungu yang saya pegang itu) dari hasil menabung di celengan loh!
^^